Tergeletak aku dalam simpuhan yang dalam
Tangis itu sejadi-jadinya keluar
Tak lagi terbendung
Tak lagi tersembunyi
Hendak menuju kemana hidupku ini
Hidup, katanya
Penantian setiap waktu
Dan yang terbesar adalah
Menunggu (si)Apa?

Seringkali aku berpikir,
apakah aku terperangkap lagi?
Aku tahu pada titik selanjutnya aku akan selalu merasa tidak pantas dan malu pada perilakuku sebelum itu.
Padamu, aku harus katakan:
Aku selalu merasa tidak pantas.
Itulah yang masih menjadi alasan, salah satu alasan mengapa aku begitu bermain rahasia dan tak ingin siapapun mengendusnya.
Seperti ku menjaga siapa kamu. Aku takut hadirnya aku membuat mereka tak lagi mengagumimu.
Di zaman sekarang, sudah sulit kau temukan cinta yang demikian bukan?
Itulah cara sederhanaku. Bagaimanapun, begitulah yang bisa kulakukan.
Aku tak ingin kau tersakiti karenanya. Karena anugerahnya yang baik takkan salah berlabuh.
Maaf ya, sudah ku katakan dari awal.
Aku selalu merasa tidak pantas.
Yang belum baik itu aku.
Yang masih harus terus berlari itu aku.
Di suatu titik, ada aku yang kepayahan.
Benarkah cinta harus menjadi sedemikian lelahnya?
Aku tak tahu perasaanmu,
atau aku yang tak bisa menangkap perasaanmu?
Entahlah.
Maaf.
Sudah maaf lagi bukan?
Selalu ku semogakan yang terbaik.