Ada merak di seberang danau yang ada bunga merah, katamu.
Semalaman ku banyak bertanya apa yang kau bagi bersama merak itu. Pertanyaan yang kau tau bukan yang kemudian ku sampaikan padamu. Aku membohongi diri bahwa aku tak peduli soal cerita merakmu. Nyatanya mungkin pertemuanmu dengan merak itu menimbulkan kenangan masa lalu. Saat ku memintanya padamu, kau melarangku karena bagimu merak itu satu-satunya dihidupmu.
Sebelumnya kuceritakan salah satu gajah tetua di hutanmu. Rupanya pada waktu yang sama, saat ku tetiba bertemu gajah dan kaupun bertemu dengan merak. Hanya saja, merak itu hadir dari masa lalumu dan gajah itu tak dapat kupastikan apa dari masa depanku.
Kita bercerita tentang hewan-hewan yang menjinak disekitar kita. Tentang harimau putih, kera, kuda dan bahkan kau bilang padaku ingin bertemu rusa.
Hah, kita ini sedang apa?
Berbagi peran dalam kisah apa?

Kadang kita tak akan pernah mengerti mengapa ada yang dinamakan waktu yang tepat. Kita terus melintasi ruang ini dengan sisa-sisa waktu yang kita punya. Saat kamu diam, waktu masih saja berlari diantara ku dan kau. Mengapa bisa pada waktu yang tepat padahal kau dan aku tidak pada kecepatan yang sama?
Kita benar-benar sempoyongan di muka bumi. Jika tanpa di papah-Nya, mungkin kita takkan bertemu pada waktu yang ke sedemikian itu.
Mungkin dalam waktumu aku hadir terlalu lambat dan dalam waktuku kau hadir begitu cepat. Namun ketepatan memang hanya dimiliki oleh Sang Waktu saja.
Jangan terlalu cepat, nanti kau melewatinya.
Jangan terlalu lambat, nanti kau pun melewatinya.
Biarkan langkah-langkah kita terbimbing oleh perasaan yakin saja pada-Nya.

Aku sedang apa sih?
Mungkin tubuhku dan hatiku lagi sakit, kemudian tetiba nanya hal yang aneh-aneh.
Dan 'kebetulan' sekali memang sehari setelah gajah datang, kau muncul lagi.

Aku sebenarnya tadi sedang memintamu untuk menemaniku sekadar menjawab resah tentang kebun binatang. Sampai aku berani bertanya dengan tak sopannya, 'kamu ga nyaman ya main sama aku?'
dan aku semakin yakin bahwa ada yang sakit dalam otak atau tepatnya, lebih tepatnya hati.

Bukan tentang jawabanmu yang kemudian membuatku terdiam. Aku hanya merasa mungkin tak ada yang sedang memahami kondisiku saat ini. Kondisi setelah sesaat seperti ditemukan oleh seseorang. Jujur saja aku sebelumnya seperti mengkhianatimu. Tapi itu semua benar-benar terjadi atas apa yang Ia kehendaki.
Aku ditemukan setelah aku menceburkan diri ke ombak ditengah badai lautan. Kepalaku mungkin sempat terbentur sehingga aku lupa segalanya. Dan sesaat setelah ditolong, kamu dibiarkan begitu saja. Aku tak akan memahaminya.
Maka aku mengingatmu dan mencoba mencari-cari pembenaran atas siapa aku saat ini.

Bukan jawabanmu yang salah, hanya pertanyaanku saja yang tak tepat.
Aku gak tau Ya Allah, bagaimana bisa kita menyukai jiwa seseorang sementara semua itu milikmu. Kelihatannya sok banget ya, aku?

Setengah linglung kubuka pintu rumah, tahu-tahu ada gajah duduk depan rumah. Bawa tas selendang yang dipakaikan di belalainya. Padahal rumahku jauh dari hutan, akupun gak pernah memesan gajah buat disimpan di rumah. Siapa yang nyuruh gajah ini datang?

"Halo!"
eh gajahnya bisa bicara.
Aku terdiam cukup lama, kemudian ku cubit lengan kanan, memastikan apakah aku benar telah berada di dunia. Dia pun tetiba menyerahkan tas yang tadi bergelantung di belalainya.
Aku segera meraihnya, dan dari belalainya ia memaksaku untuk membuka isi dari tas tersebut.
Ah sebuah surat.

"Halo Syifa, saya gajah dari Bandung.
Saya tidak sengaja membaca blog anda tentang kekecewaan anda terhadap kebun binatang kami. Saya selaku ketua gajah-gajah disana ingin meminta maaf karena banyaknya pengunjung yang tak bisa kami hibur dengan baik. Gitu aja Syifa, semoga dimaklum."

Aku melirik gajah didepanku lagi.
'Kamu ketua gajah yg dimaksud?'
'Kok kamu rela ngedatengin pengunjung kek aku?'
'Kamu aneh.... nih, takut'
'Aku.. gak percaya sesuatu itu sebuah kebetulan. Ada yang maha perencana. Jadi kamu bersama kawananmu tengah merencanakan apa?'

tik, tok.

Aku terbangun dari lamunan.
"Ah.. ya tak apa."

Gajah itu tersenyum lalu berjalan mundur menuju gerbang. Ia melambaikan belalainya lalu ia hilang dari balik gerbang itu.

Aku terdiam sembari menggenggam kertas hvs yang diatasnya terdapat kata-kata yang ditulis oleh jejak kaki gajah. Bagaimana bisa tadi aku membacanya?

Tadi di UPI rame banget sama adek adek lucu yang lagi berjuang buat menjadi mahasiswa. Entah berjuang untuk menjadi mahasiswanya atau apanya ya, toh dulu dipikir-pikir saat memutuskan untuk kuliah pun karena dirasa sama kepentingannya kayak dari sd ke smp ataupun dari smp ke sma. Dan memang sepatutnya harus banyak banyak bersyukur karena bayar kuliah itu tidaklah seratus dua ratus aja, ditambah biaya hidup perbulan-perminggu-perhari dan bonus bonus lainnya yang sering dikasi sama orangtua. Alhamdulillah, harus banget taat sama orangtua. Gimana kabar pikiran apakah masih sehat? Alhamdulillah lagi dikasih ujian, ujian hidup sama ujian semester udah pada datang. Besok banget mau uas kalkulus peubah banyak, semoga kau permudah yaAllah. Aamiin.... dan ujian hidup yang membuat sebenernya agak down kemarin ini dan sampai tadi. Mungkin ini dikarenakan iman yang sedang turun. Memang bahaya banget kalo udah turun tuh mau shalatnya bener aja, naudzubillah dah kok ya jadi gitu heran.. padahal pernah ngerasain juga nikmatnya ibadah dan memang sebaik baiknya karunia Allah itu dikasih kenikmatan ibadah. Alhamdulillah semoga selalu Allah bimbing hidupku di dunia ini. Beneran deh aku lemah bgt ya Allah, aku ga punya kuasa apa apa pada dunia yang fana ini. Kuasa atas diri saja yang terkadang berpikir akan kepemilikan tubuh ini pun itu semua masih atas kepengurusan engkau. Ya Allah... love you banget sekali. Ingin segera ramadhaan! banyak banget keinginan, semoga kami semua papap ibu teteh mamah dan a ito bisa menjalankan bulan ramadhan dengan sehat dan ibadahnya meningkat terus menerus dan di istiqomahkan pada bulan bulan berikutnya. Ya Allah sudah terbayang hehe. Kau pasti sedang melihatku membayangkan keindahan itu kan? Benar benar indah:')

Kepada kamu,

Padahal langit yang menaungi kita masih sama. Matahari yang kita pandang pun masih sama. Semesta masih sama begitu adanya tanpa ada dan tiadanya kita. Hingga yang ada diantaranya memudar; sampai ku menjadi penduduk mars dan kau penduduk venus.
Huh, lelah.
Semoga ia jika takdirnya demikian, dipisahkan dengan cara yang baik.
Hanya waktu.
Hanya Allah yang Maha Tahu.

Alhamdulillah bahwa keinginanku yang lainnya akan segera ku laksankan yaitu membangun jiwa islami anak anak di lingkungan tempat tinggal. Momennya pun pas sekali yaitu sudah h-24 ramadhan insyaAllah..

Dan saking senengnya setelah chat dgn beberapa teman lama. Ide dan konsep seakan membludak, terlalu senang dan yah harus menenangkan diri agar apa apa yang menjadi rencana selanjutnya bisa dilaksanakan. Aamiin semoga saja Allah ridho pada niat kami ini.

Sedikit bercerita..
Aku sebenarnya menaruh kecewa pada seseorang. Dia yang kubangun mimpinya yang sudah yah dimulai namun tak kunjung menampilkan geraknya. Kemarin dia bertanya padaku dan lainnya mengenai wadah yang ia buat itu.. namun ga ada pergerakan lanjut dari opini yang terlontar dari kami. Barangkali hanya cukup sekadar konfirmasi bahwa kami masih setia atau tidak. Namun sungguh harapanku mungkin terlalu besar padanya, menginginkan dia lagi lagi mewujudkan cita dan harapku. Namun yah.. melelahkan dan tak kunjung lagi kita bertemu pada obrolan yang sama. Mungkin sekarang dia yang telah disibukkan dengan ini itu sudah melupakan satu ini. Astagfirullah jangan suudzon km cipa. Tapi ya sekarang, jadi ngerasa gini loh dia udah ogah ogahan dan ga ngurusin apa yang dulu pernah jadi mimpi dia. Aku males ah. Akupun yang punya mimpi memberdayakan masyarakat, punya mimpi bisa mencerdaskan kehidupan bangsa dengan sebuah rumah literasi dan tetek bengek lainnya ya pada akhirnya harus bergerak sendiri dulu lah. Aku males lagi lagi, aku tak melihat semangat itu lagi padanya. Jadi ya mari kita lihat kedepannya, saat aku akan membuatkan jalan bagi mereka apakah mereka ingin bergabung juga? kalau tidak ya sudah biarlah Allah yang tetap jadi support system aku, semoga kau ridhoi segala perkara baik untuk kebaikan islam dan generasi penerus islam. Ya Allah.. tenangkan hamba dan tuntun selalu jalan hamba ya..(?) Aamiin