Sabtu, 22 Oktober 2016

Pada Suatu Hari

Oktober 22, 2016 0
Suatu hari di malam jumat, setelah maghrib kuputuskan untuk membeli makan tanpa ditemani Taleh. Kenapa sendiri? Karena saat itu kami (aku, nunu, ipi, trisna) telah selesai merayakan kejutan ulang tahun Taleh, dan Taleh saat itu memutuskan untuk tidak beli makan malam. Aku segera memutuskan untuk membeli sabana, ayam tepung yang jadi makanan pilihan terakhir disaat malas untuk mencari sana-sini. Namun rupanya, kata Mang nya, nasinya udah habis sehingga aku memutuskan untuk beli nasi dulu di warung nasi Klinik Lapar. Aku pun segera berjalan menuju kesana, setelah sampai disana aku menunggu Ibunya sedang melayani pembeli yang lain. Sesaat setelah aku memesan pesananku, aku yang sedang berdiri menghadap jalan melihat seseorang melewat begitu saja dijalan. Walaupun remang-remang, aku-otakku-hatiku bisa dengan cepat menyimpulkan siapa yang lewat pada detik itu. Beberapa detik kemudian aku segera memalingkan wajah ke arah kiri dan menunduk. Aku hanya bisa menenangkan diri sembari bertanya kembali pada diri, aku tak salah menerka kan?
Keesokan harinya, setelah aku, Taleh, Nunu, dan Ipi makan di Mie Merapi kita pulang dan sampai sekitar pukul 1 siang. Nunu saat itu memintaku mengantarnya menuju klinik lapar, katanya ia diminta untuk membeli beberapa kotak snack untuk acara.di kampus nanti. Saat itu aku dan Nunu jalan beriringan menuju klinik lapar. Ketika itu jalanan yang searah denganku kosong sehingga memudahkanku untuk melihat ke jalanan. Dan tak disangka ketika aku melihat ke depan, dari arah jalan yang berlawan itulah seseorang yang kemarin kuterka itu melewati lagi. Kali ini dengan motornya dan aku benar-bear kehilangan nalar, aku tak tahu haruskah percaya pada mata ini? Sembari berjalab aku memicingkan mata, sesekali melihat ke motornya. Aku rasa aku tidak salah, aku rasa dugaanku benar. Aku bingung, rasanya begitu cepat hanya hitungan detik saja. Kemudian aku panik dan memberi tahu Nunu bahwa ada dia tadi. Kaget sekali, ketika tak diminta ada dan saat diminta tak ada. 

Entahlah aku tak mau berekspektasi lagi. Lelah dan telah ku cukupkan dalam hal itu. Semoga kamu selalu diberikan yang terbaik yang kau butuhkan. Selalu diberi kelancaran dalam hal apapun. Semangat beribadah, semangat menjadi lebih baik. Perbaiki ilmu dan amalnya, semoga Allah selalu bersama kita. Aamiin😄

Senin, 17 Oktober 2016

Semerbak Merah Jambu di Halaman

Oktober 17, 2016 0
Allah memang maha segalanya, termasuk Maha membolak balikkan hati. Entahlah, dalam hari-hari menuju ujian tengah semester membuatku memaksakan diri untuk berhenti berbicaa soal cinta. Terlebih ketika banyak sekali orang disekitarku membicarakan pernikahan dsb. Usiaku baru 19 tahun, dan ada teman-temanku yang sudah menikah. Aku bukan orang yang menunda untuk menikah, hanya saja aku sering tertampar pada niat yang sesungguhnya akan keinginan tersebut. Banyak para cewek yang menolak pacaran tapi begitu intensnya ngomongin nikah lagi nikah lagi. Memang menikah itu baik, menjauhkan dar zina. Namun, bagi diriku sendiri, aku ingin niatku lurus lillahi ta'ala, karena qadarullah dan ridho Nya. Siapa sih yang tak ingin tangannya digandeng saat jalan-jalan, makan ada yang nemenin, ada yang merhatiin. Ada beberapa pertimbangan sih di keluargaku, pertama salah satu anggota keluargaku pernah menikah muda dan melalaikan tugasnya dalam menjalankan kuliah, sehingga ia tak lulus dari kampus tsb. Kedua, aku gak boleh melangkahi kakakku but that's okay for me, it means that aku harus doain teteh supaya cepet nikah haha. Ketiga, aku masih childish.
Nah karena masalah yang pertama itu, nenekku sering bilang padaku supaya aku cari pacar aja dulu. Kalo mau nyari buat suami mah harus yang udah kerja. Gitu. Well aku sendiri punya prinsip, ketika aku disuruh nyari pacar dibanding suami, aku sempet hmm ingin juga tapi entah kenapa Allah selalu ngetuk hati pintuku dari berbagai arah supaya balik lagi niatnya. Dan Alhamdulillah saja, semoga tetap Allah jaga hatiku yang lemah ini. Kadang aku mikir untuk tak melulu memikirkan soal merah jambu ini, pikirkan juga masalah lain, banyak loh masalah itu. Apalagi niat buat benerin akademik, semoga bisa menjadi lebih baik aamiin.
Soal siapa kelak yang jadi teman hidup, yang jelas aku pengen dia cinta juga sama Allah. Shaleh. Daan apalagi ya, ganteng atau manis, biar enak juga kan kalo aku merhatiin dia haha. Ya Allah, titip ya dianya aku.

Rabu, 12 Oktober 2016

Dari 3 Detik Itu

Oktober 12, 2016 0
Kita akan mengalami rasa suka dalam waktu 3 detik saja. Aku mengakui itu. Namun seiring aku memikirkannya terus menerus, itu hanya membuatku kembali lagi padamu. Seperti saat itu, saat beberapa anak gajah yang singgah bermain di kandang siliwangi. Aku mudah kagum, terlebih pada kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Aku suka bagaimana ribuan kata pada otak sebesar itu bisa mengeluarkan kata-kata yang membuatku takjub. Sayangnya sekarang aku tak menemukanmu dimanapun, bahkan saat yang kuharapkan hanya kata-katamu saja. Rasanya sulit sekali untuk diwujudkan, namun yang aku percayai adalah mungkin ini bagian dari cara-Nya untuk membuat ku dan kau menjadi lebih baik lagi. Namun kembali pada 3 detik itu. Hari ini, aku bertemu dengan seseorang yang menarik. Biasanya aku akan melupakan bagian menarik luarnya, hanya saja saat aku telusuri ini orang oke juga dan aku *sigh* yakin kalau ini ujian lagi, Aku tau kalau kamu gak akan peduli jika aku mengambil keputusan untuk berhubungan dengan orang ini. Apa kamu sebenarnya peduli sejak dulu? Atau semua itu hanya tentang ceritamu dan aku hanyalah pelengkap pada episode ke sekian saja.
Apakah kenyataannya adalah Aku, bukan bagian utama dari ceritamu?
Aku sedang mewanti-wanti diriku untuk tak kangen sama kamu. Dan sialnya, ini didukung oleh senyum orang tadi. Aaah, ujian macam apa ini? 

Selasa, 11 Oktober 2016

Beri Aku Waktu

Oktober 11, 2016 0
Aku berdiam diri untuk melupakanmu
Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku sudah benar-benar lupa
Tetapi pada akhirnya, aku berbicara tentangmu
Tapi aku harus lupa bahwa aku mencoba untuk melupakanmu
Untuk benar-benar melupakanmu

Kau harus memberiku waktu,
Aku tidak sempurna
tapi aku mencoba
menghapusmu dengan sempurna.

Kita terlalu jauh untuk mengembalikan sesuatu
Tapi saat aku melihat kembali, kau selalu berada di belakangku

Aku tahu

Aku tidak berpikir aku dapat menghapusnya
Karena kenangan terlalu sempurna
Untuk aku yang tidak sempurna
Tapi aku mencobanya lagi

Jauh lebih sulit untuk jatuh karena cinta
Dari jatuh cinta
kau membuatku hidup dan mati lagi

Aku tidak hidup tanpamu.
Aku tidak hidup tanpamu.

Kau tahu aku akan mati tanpamu.

Jangan lupa

Memang iya, aku sedang getol-getolnya bilang ingin melupakanmu. Kali ini, semoga semoganya aku saja ya. Semangat disananya! Tau tidak, suatu hari aku menemukan laporan nilai kamu di internet, apa kamu baik-baik aja disana? Tertekankah? Semoga apa yang kamu pilih itu adalah apa yang Allah ridhoi juga. Aamiin

Selasa, 04 Oktober 2016

Hariku Tanpamu

Oktober 04, 2016 0
Bila hati tengah ingat kamu, tetiba rasanya pilu. Bagaimana ku mengobati rindu bila bukan bertemu. Sudah lama bukan? Kita tak saling sapa, pun bertanya. Aku ingin bertanya mengenai ini itu, namun sayangnya hanya menggantung di pelupuk mata. Hingga kau bisa melihat bahwa lingkaran hitam itu buah dari jam dua. Yang isinya penuh kata-kata yang berulang. Rindu, rindu, rindu. Jika kata-kata itu diiringi lagu, kuyakin suaranya akan terdengar merdu. Seperti suara detik jam yang ku abaikan demi menciptakan surat satir tentangku di malam rabu.

Siang hari aku bisa melupakanmu, membuatmu lepas seperti aku tanpa seutas benang pun. Malam hari aku menggenggammu, membuatmu tercipta pada imaji yang kucipta seluas semesta.
Aku perempuan nakal, yang berani-beraninya memenjarakan namamu di akalku
Aku perempuan cuek, yang selalu tak peduli jika kamu tak memikirkanku
dan Aku perempuan galak, yang memarahi ketika kau melepas impianmu

Seperti inilah hari-hariku tanpamu.
Bisakah kita memulainya lagi dari Rabu?