Minggu, 22 Juli 2012

Ragu dalam berhijab?

Assalamualaikum pemirsaah, rada curcol dikit yaaa..
Sekarang aku lagi puasa, baru 2 ramadhan nih. Semoga bisa tamat ya :') aminn.

Nah, kemaren malem aku denger ceramah yang isinya ada kalimat: "Bulan ramadhan harusnya seperti naik kelas. Jadi tiap tahun ke tahun amalan itu mesti ditingkatin". Setuju?

Dan, latar belakang aku bikin artikel ini adalah mungkin sering dan banyak perempuan muslim yang sudah diwajibkan menutup aurat tapi masih ragu-ragu. Disini aku cuma mau bilang hal positifnya dan masalah-masalah keraguannya aja mungkin ya, hehe


Sebagai seorang wanita muslim yang sudah menginjak akil baligh, kita sudah diwajibkan untuk menutupi aurat . Namun, banyak wanita yang berfikir, "ah nanti saja, toh belom punya suami" "ah nanti saja, puas-puasin dulu" "ah nanti saja, aku belom siap untuk menjadi wanita sholehah" "ah nanti saja, aku belom siap untuk mentaati segala perintahnya" dan alasan-alasan lainnya.

Sebenarnya menurut aku, Berhijab itu adalah proses. Bukan berarti loh ya, yang dikerudung itu tidak boleh ini itu, ya cuma dilihat dari segi kebaikannya untuk diri kita. Toh, Islam kan melarang karena mudarat alias tidak ada manfaat bagi kita. Nah, bukan berati juga yang dikerudung itu harus perfect dalam beribadah. Semuanya itu adalah proses, proses menuju baik dan lebih baik lagi. Mungkin disini masalahnya, kita pernah liat seorang muslimah yang berkerudung tapi sikapnya masih jauh dari "seorang muslim"? dan kalian merasa bahwa lebih baik saya, tidak berkerudung tapi berakhlak baik?. Mulai dari sekarang singkirkan perasaan itu.  Justru bila kalian tidak berkerudung pun sudah merasa berakhlak baik, kenapa tidak menjadi teladan yang lebih baik dari si kamu (read: yang dikerudung, tapi akhlak buruk).  

Masalah yang kedua, Ada ibu sahabat saya bilang pada sahabat saya, anaknya. "mending jangan dulu pake kerudung, puas-puasin dulu"
(Tapi, karena saya ajak sahabat saya dan menjelaskan ini itu menggunakan hijab akhirnya ia mengenakan nya juga). Di sisi ini, tentu pengaruh orangtua juga ada, bila ibunya mengenakan hijab dan memberi tau ini itu tentang berhijab pasti anaknya pun tidak akan ragu lagi. Dan, memang siapa yang tahu tentang kematian seseorang? memang nya yakin kita bakal panjang umur?

Ada juga masalah seperti ini, "eh, fa kamu cantiknya ga dikerudung tau". Ya, mungkin kita ingin sekali berpenampilan (read: dipuji) bagus, cantik, dsb. Tapi, ingat. Bukan berarti bila dikerudung kecantikan fisik kita berkurang atau tertutupilah. Karena sesungguhnya, tanpa disadari inner beauty akan terpancar dengan sendirinya, apalagi bila kita bersikap baik kepada semua orang.
  
Segi positif bila berhijab:
- Dihormati orang lain
- Dan bonus-bonus lainnya dari Allah SWT
- Oh iya, siapa bilang bila berhijab kita tidak bisa berfashion? tidak bisa mengikuti trend? Hey, sekarang jaman sudah modern. Banyak gaya berkerudung yang pasti membuat penampilan kita tambah cantik ko. Tapi harus sesuai juga dengan ketentuan-ketentuannya, kalo yang ngebuat aurat ngejeplak yah, guna jilbab apa dong? cuma kain doang? nah, maka dari itu kita harus tau ketentuan-ketentuan di jilbab.

ketentuan berhijab:
1. Kerudung besar yang menutupi semua anggota badan, sebagaimana penjelasan Imam Al-Qurthubi (Tafsir Al-Qurthubi 14/232).
2. Pakaian yang menutupi semua anggota badan wanita, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud, Ubaidah, Qotadah, Hasan Basri, Said bin Jubair, Ibrahim An-Nakhoi dan Atho’ al­Khurasani. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 6/424, Al­Muhalla 3/219).
3. Selimut yang menutupi wajah wanita dan semua anggota badannya tatkala akan keluar, sebagaimana yang dituturkan Ibnu Sirin. (Lihat Tafsir Ad-Durul Mansur 6/657, Tafsir Al­Baidhowy 4/284, Tafsir An-Nasafi 3/453 581, Fathul Qadir 4/304, Ibnu Katsir 6/424 dan Tafsir Abu Su’ud 7/108).
4. Pakaian yang menutup dari atas kepala sampai ke bawah, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Abbas. (Lihat Tafsri Al-Alusy 22/88).
5. Selendang besar yang menutupi kerudung. Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud dan para tabi’in. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 6/ 425).
6. Pakaian sejenis kerudung besar yang menutupi semua badan, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud.(Lihat Tafsir Ats­Tsa’labi 2/581).
  
  Dari sini kita tahu, bahwa jilbab bukanlah kerudung yang digantungkan di leher, bukan juga kerudung tipis yang sering kelihatan rambutnya atau hanya menutup sebagian rambut belakang, bukan pula kerudung sebangsa kopyah yang kelihatan lehernya atau kerudung yang hanya mmenutup ujung kepala bagian atas seperti suster dan wanita Nashrani. Atau kerudung yang kelihatan dadanya, dan bukan pula selendang kecil yang dikalungkan dipundak kanannya.

Adapun dalil-dalil dari Sunnah:
1. Hadits yang mengancam wanita tidak masuk surga karena tidak berjilbab
Rasulullah SAW bersabda: Ada dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapl, mereka memukul manusia dengan cambuknya, dan wanita yang kasiyat (berpakain tapi telanjang baik karena tipis, atau pendek yang tidak menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka seperti punuk onta yang berpunuk dua. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga itu akan didapati dari sekian dan sekian (perjalanan 500 th) (HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421).
Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa tabarruj (bersoleknya kaum wanita) termasuk dosa besar”.

2. Wanita adalah aurat, dia wajib berjilbab. Rasulullah SAW, bersabda:
Wanita itu adalah aurat, apabila dia keluar akan dibuat indah oleh syetan.”(Shahih. HR Tirmidzi 1093, Ibnu Hibban dan At-Thabrani dalam kitab Mu’jmu1 Kabir.Lihat A1-Irwa’: 273).

3. Ummu Salamah berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana wanita berbuat dengan pakaiannya yang menjulur ke bawah? Beliau bersabda: Hendaklah mereka memanjangkan satu jengkäl, lalu ia bertanya lagi: Bagaimana bila masih terbuka kakinya? Beliau menjawab: “Hendaknya menambah satu hasta, dan tidak boleh lebih”. (HR. Tirmidzi 653 dan berkata:“Hadits hasan shahih”).
4. Kisah wanita yang akan berangkat menunaikan shalat ‘ied, ia tidak memiliki jilbab, maka diperintah oleh Rasulullah SAW: “Hendaknya Saudarinya meminjaminya Jilbab untuknya “. (HR. Bukhari No. 318).
Tiada akan berhenti blog ini menyerui kamu wahai ukhti, sebelum ALLAH Ta’ala yang meneguri kamu dengan adjabnya. Naudzubillah. Oleh karena demikianlah kamu, sebahagian kamu ingkar dengan ayat-ayat ALLAH dan tiadalah seorang juapun diantara kamu pada jalan yang lurus malainkan sedikit sekali. maka ketahuilah olehmu Firman ALLAH Ta’ala dalam surah Al-Ahzab :59 diatas yang berbunyi:
“Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,”
artinya : Niscaya demikianlah yang membedakan kamu dengan wanita kafir, jika kamu berkumpul ditengah keramaian tampaklah orang -orang diantara kamu yang berhijab menurut syari’at islam. sedang bagi tiada berjilbab dan tidak pula dengan hidjab niscaya kamulah yang menjadikan dirimu sama dengan wanita-wanita kafir itu.
Ketahuilah, bahwasanya islam itu amatlah keras kepada kekafiran, kekufuran, kemudharatan, keingkaran dengan sekalian gerangan dosa itu sekaliannya. Jika engkau merasa berat dengan syari’at islam yang diwajibkan atas kamu, maka ambillah olehmu agama selain daripada islam karena engkau akan dapat bersuka ria dengan sesamamu. Tapi ukhti, ingatlah.. bahwa sesungguhnya hanya islam yang menyanjung-nyanjung kesucianmu lagi meninggikan derajatmu dari yang lain. Islam begitu mencintaimu, memperhatikanmu, menyayangimu, memuliakanmu, memberi kebaikan yang tiada henti-hentinya padamu, melainkan sebahagian kamulah yang berpaling.
Jika terdapat perkataan yang salah dalam artikel ini, maka atas kamu sekalian aku memohon maaf..sedang kepada ALLAH aku memohon ampun..Wallahu A’lam

Jadi? masihkah ada keraguan dihati kalian? setelah adanya kewajiban yang telah kalian ketahui? Saya atas nama pribadi memohon maaf, saya hanya ingin menyampaikan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslimah.

sumber: 
http://tausyah.wordpress.com/2011/01/20/hukum-wanita-berjilbab-ancaman-bagi-yang-tidak-berjilbab-makna-jilbab-serta-dalil-pakaian-syari-yang-selayaknya-bagi-tiap-tiap-muslimah/

Tidak ada komentar: