Sabtu, 24 Agustus 2013

Mencari jati diri

Ahai, selamat bermalam minggu duhai para stalkers. 
Iya, lo yang buka postingan ini pasti lagi kepo banget kan sama judul yang bakal gue bahas? Oke, kalem aja ya. Karena dalam merumuskan masalah ini aja udah cukup rumit apalagi jawabannya, halah.
Sembari ditemani lagu Juwita Bahar, yuk gue dan lo sama-sama nyari tau apa yang harus kita cari dari diri kita.Jati Diri, mungkin ini bahasan yang ah, lu masih Labil udah berani ngomongin kayak gini. Emang, lu udah tau jati diri lo?
Dan gue bakal jawab: Ya, gue juga belum tau. Gue gatau cita-cita yang bakal gue gantung dilangit itu bakal apa? Sehati? Oke rupanya kita memang jodoh .... (elah, dasar jomblo).

Tapi, pemikiran gue berubah ketika -dengan sengaja- searching 'jati diri' dan poof! gue nemu blog ini, nah sok aja diliat kalo kepo. Kalo engga yaudah lanjutin baca yang ini ajadah.

Jadi, gue setuju dan emang masalah yang akhir-akhir ini gue hadepin itu ternyata emang berkenaan sama hal ini. Masalah mencari jati diri gue yang sekarang udah di Menengah Atas. Nah, kalian tau kan gue sekarang ada dikelas IPA. Sesuatu yang berbeda diantara keluarga gue, sesuatu yang inituh bukan zona nyaman gue! Iya, sebenarnya gue sempet ga ngerti kenapa gue nulis di wishlist -waktu pertama masuk kelas 1- itu pengen masuk IPA. Terus gue liat lagi dibawahnya, masalah nabung seribu tiap hari, yang niatnya sih buat pulsa gitu, dan eeeh ternyata gue jadi agen pulsa. Bukan pulsa majalah ya-_- maksud gue itu, ya jualan pulsa. Jadi, lumayanlah gue ada pulsa gue dapet untung. Gitcu. 

Oh iya, gue juga sebenernya mulai sering tafakur. Kayak, 
Untuk apa gue hidup? Siapa yang bisa mengatur hidup gue? Apa sepenuhnya sebuah skenario aja?

Dan, sebagian ada yang jawabannya di web tadi. 
Untuk apa gue hidup?
Di web tadi, gue disuruh mencermati 2 ayat Al-Qur'an:

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As Sajdah:7-9)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, (QS. Al Hijr:28)
..tetapi kamu, sedikit sekali bersyukur.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz Dzaariyaat:56)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah:30)
Supaya menyembah Allah, dan menjadi khalifah.

Yah, 4 arti ayat tadi yang ngena buat gue. 
Mungkin sekarang, gue tau setengah dari arti jati diri gue itu apa. Gue itu ya makhluk ciptaan dia yang ia telah ciptakan sesempurna mungkin tapi emang gue itu sedikit ga bersyukur. Iya sebenarnya semua manusia itu pada gini kan? Ya kalo ga diingetin bakal kayak gitu, harus banyak-banyak inget Dia. 

Siapa yang bisa mengatur hidup gue?
Allah SWT dan gue sendiri. Kemarin pagi, kebetulan gue ngelamunin tentang ini. Gue berpikir, sebenernya gue bisa begini-begitu. Karena memang selain Allah, ya gue sendiri yang punya dunia -yang gue lihat sehari-hari dari kedua mata-. Ibarat novel atau taruhlah sebuah cerita, mungkin ia gue itu sudah punya alurnya-konfliknya. Masalah protagonis dan antagonis sih pasti adalah, dan gue juga sempet-sempetnya berpikir 'di mata (dunia) orang lain gue kelihatannya jadi antagonis apa protagonis ya?'  
Dan gue rasa bedanya disini: Penulis memaksa tokoh utama begitu, dan akhirnya begini. Sedangkan skenario yang kita punya itu bisa kita ubah, bahkan kita bisa menulis dan meraba apa yang akan kita dapat. 
Iya, karena sebuah usaha.. karena hasil akan selalu berbanding lurus dengan usaha yang kita lakukan. Oke sipdah.

Apa sepenuhnya sebuah skenario aja?
Engga. 

Ah, ampun emang sih ya banyak banget yang perlu di tafakur-in, ga cuma iniiiii. 

Sebagai penutup, gue bakal ngasih opini seseorang disini, 
Dia bilang:  jati diri jgn diomongin, cukup direnungi, pasti ketemu. Tapi blom cukup sih kalo buat umuran kita :)

Oke makasih udah baca, tinggalin jejak walaupun satu kata;)

Tidak ada komentar: