Sabtu, 25 Oktober 2014

Sebuah Pidato Berisi Cerita

Daripada dibuang, kan sayang.

***
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang saya hormati Guru Bahasa Indonesia, serta teman-teman yang saya cintai.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua sehingga kita bisa berkumpul pada kesempatan kali ini dalam keadaan sehat.

Dalam pidato ini, saya akan menyampaikan pemaparan dengan tema yang sangat sederhana yaitu mengenai “Sudah selayaknya mencintai bahasa Indonesia”

Teman-teman yang saya cintai,

Pernahkah kalian merasa kesulitan ketika berbicara dengan orang yang bukan berasal dari daerah kalian? Tentu tidak. Mengapa? Karena kita sudah mempunyai bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Begitu besar peranan bahasa persatuan ini, jika dilihat saja dari salah satu contoh kecil. Misalnya, saya yang merupakan suku sunda lalu berhijrah ke jawa tengah dan bayangkan apabila Negara kita tidak memiliki bahasa persatuan, tentu ini akan menghambat komunikasi, bukan?

Sumber dari Internet menyatakan bahwa Indonesia terdiri dari lebih dari 746 bahasa daerah. Nah, disinilah peranan bahasa persatuan sebagai alat pemersatu bangsa. Ia juga berfungsi sebagai persamaan bahwa kita itu bukanlah kamu atau aku, melainkan kita; Indonesia. Dicetuskannya bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, atau sering kita kenal dengan hari lahirnya sumpah pemuda. Dimana isi dari sumpah pemuda sendiri yaitu:

1.      Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2.      Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3.      Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dari ikrar tersebut kita tau bahwa sedari dulu, para pemuda memang amat menghargai dan menjunjung tinggi Bahasa Indonesia.

Teman-teman yang saya cintai,
Bahasa Indonesia itu amatlah berharga. Jika kalian telah membaca mading sekolah kita yang letaknya berada di dekat TRRC, mungkin kalian telah membaca info-info menarik bahwa ada beberapa hal yang membuat kita sepatutnya merasa bangga memiliki dan mempelajari Bahasa Indonesia. Diantaranya yaitu, 1. Menjadi bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, sehingga bahasa Indonesia masuk dalam peringkat 10 besar sedunia; 2. Terdapat pusat studi Indonesia di Afrika yaitu di Mesir dan juga di Jepang; 3. Menjadi bahasa pilihan di situs klub sepak bola seperti Juventus, Intermilan, dan AC Milan; 4. Bahasa yang diprioritaskan di Vietnam, bahkan sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis dan Jepang.

Mengetahui bahwa bahasa Indonesia itu penting dan harus dijaga, maka di tahun 1980-an yaitu pada era Soeharto, tepat pada bulan yang sama dengan lahirnya bahasa Indonesia; bulan oktober pun dijadikan sebagai bulan bahasa.  

Teman-teman yang saya cintai,
Adanya bulan bahasa merupakan wujud nyata rasa cinta pemerintah terhadap Bahasa Indonesia. Karena di era globalisasi ini, tanpa disadari kita lebih sering menggunakan bahasa-bahasa serapan asing dan meninggalkan bahasa-bahasa baku Indonesia. Sehingga apabila pemerintah tidak mengambil langkah dan upaya, mungkin kita tidak dapat mengenali dengan baik seperti apa bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dalam upayanya menjaga bahasa Indonesia, pemerintah sendiri melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) menyelenggarakan beberapa kegiatan setiap tahunnya di bulan oktober yang kegiatannya bertujuan sebagai ajang peningkatan kualitas berbahasa Indonesia, ajang berkarya dan berprestasi juga demi meningkatkan peran masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra. Di antara kegiatan-kegiatan yang dilangsungkan oleh BPPB yaitu, pencarian Duta Bahasa tingkat Nasional, pemberian penghargaan adibahasa kepada provinsi yang menunjukan kesungguhan dalam pengutamaan bahasa Indonesia, penilaian penggunaan bahasa Indonesia di media massa cetak tingkat Nasional, debat bahasa antar mahasiswa, parade mural cinta bahasa dimana badan bahasa mengajak berbagai pihak untuk mengisi ruang-ruang kosong di perkotaan dengan graffiti atau mural yang berisi imbauan berkenaan bahasa Indonesia, sayembara penulisan proposal penelitian kebahasaan dan kesastraan, sayembara penulisan cerpen remaja, lomba keterampilan berbahasa Indonesia bagi peserta BIPA(Bahasa Indonesia bagi Penutur asing) yang tentu saja tingkatnya internasional, lomba blog kebahasaan dan kesastraan, festival musikalisasi puisi bagi siswa SMA se-Jabodetabek, dan pada puncak acaranya dilaksanakan pementasan seni budaya dan karya kreatif mengenai kebahasaan dan kesusastraan.

Tak hanya dari pihak pemerintah, rupanya saat ini masyarakat sudah mulai menggiatkan kegiatan-kegiatan mengenai kebahasaan. Contohnya dalam lembaga pendidikan yang dimulai dari bangku kuliah sampai sekolahan pun mengadakan hal demikian guna memberikan informasi mengenai Bahasa Indonesia. Pada tanggal 26 Oktober 2014 pun di sekolah kita, juga turut serta mengapresiasi bulan bahasa ini tiap tahunnya. Dari kegiatan yang diselenggarakan oleh ekskul Bengkel Sastra dan Jurnalistik titik hitam, kegiatan yang dinamai Kompetisi Seni Sastra menunjukan peranan bahwa memang terbukti ajang apresiasi ini amatlah penting terutama di daerah kita di Subang, dimana jarang sekali lomba-lomba kebahasaan dan kesastraan diadakan.

Teman-teman yang saya cintai,
Sedikit, saya ingin menyinggung tentang gadis asal Ambon, yang beberapa hari yang lalu telah menutup usianya. Ia bernama Giyatri Wailissa. Mungkin diantara kalian sudah tau tentang informasi ini, tapi disini saya ingin berbagi kembali bagi yang belum mengetahui sosoknya. Giyatri, diumurnya yang muda yaitu saat 16 tahun, ia telah memiliki kemampuan berbahasa yang amat menakjubkan. Ia telah mampu menguasai setidaknya 14 bahasa asing yang didalamnya terdapat bahasa Indonesia, juga menguasai 2 bahasa daerah. Dengan kemampuannya ia dapat mengharumkan Indonesia di dunia, salah satunya ketika ia menjadi duta anak nasional menjadikan dia sebagai duta Asean untuk Indonesia di bidang anak mewakili Indonesia. Menakjubkan sekali bukan? Coba diusia 16 tahun kita sudah melakukan hal apa saja terhadap bangsa atau sederhananya terhadap diri kita sendiri? Ketahuilah bahwa ia bukanlah dari keluarga yang serba ada. Ia mempelajari berbagai bahasa dengan cara otodidak baik itu melalui film, buku, dan juga lagu-lagu.

Lalu sudah melakukan apa kita terhadap bangsa ini? Terutama dalam rangka melestarikan dan menjaga bahasa Indonesia. Jangan khawatir dan lantas galau jika masih bingung akan melakukan langkah apa, karena kita bisa melakukan segala sesuatunya dimulai dari hal-hal yang kecil. Seperti, berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar di tiap kesempatan, lalu kita bisa mengembangkan dari hobi kita sendiri misalnya dari hobi kita menggambar, kita bisa membuat poster-poster bertema kebahasaan bukan? Misal hobi kita menulis, maka mulailah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD dalam penulisan. Dan juga dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, memperhatikan dan memahami bahwa bahasa Indonesia itu amat penting bukan saja karena termasuk mata pelajaran yang akan di Ujian kan melainkan sebagai suatu hal yang merupakan identitas kita sebagai bangsa Indonesia dimanapun kita berada.

Teman-teman yang saya cintai,
Maka dari itu, mulailah mengenali bahasa Indonesia walaupun terasa sulit, mulailah mengenali bahasa Indonesia walaupun akan dicap sok-Nasionalis, mulailah mengenali bahasa Indonesia walaupun hanya ada kita sendiri. Karena dengan mengenali, berarti kita juga telah mencoba untuk lebih mencintai Bahasa Indonesia yang juga merupakan identitas kita sebagai bagian dari Indonesia.

Demikian uraian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat memberikan manfaat. Serta saya memohon maaf apabila banyak kata yang kurang berkenan.

Billahi taufik wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb


karya: Syifa Syafira A.


Tidak ada komentar: