Daripada dibuang, kan sayang.
***
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang saya hormati Guru Bahasa
Indonesia, serta teman-teman yang saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua
sehingga kita bisa berkumpul pada kesempatan kali ini dalam keadaan sehat.
Dalam pidato ini, saya akan
menyampaikan pemaparan dengan tema yang sangat sederhana yaitu mengenai “Sudah
selayaknya mencintai bahasa Indonesia”
Teman-teman yang saya cintai,
Pernahkah kalian merasa kesulitan
ketika berbicara dengan orang yang bukan berasal dari daerah kalian? Tentu
tidak. Mengapa? Karena kita sudah mempunyai bahasa persatuan yaitu Bahasa
Indonesia. Begitu besar peranan bahasa persatuan ini, jika dilihat saja dari
salah satu contoh kecil. Misalnya, saya yang merupakan suku sunda lalu
berhijrah ke jawa tengah dan bayangkan apabila Negara kita tidak memiliki
bahasa persatuan, tentu ini akan menghambat komunikasi, bukan?
Sumber dari Internet menyatakan
bahwa Indonesia terdiri dari lebih dari 746 bahasa daerah. Nah, disinilah
peranan bahasa persatuan sebagai alat pemersatu bangsa. Ia juga berfungsi
sebagai persamaan bahwa kita itu bukanlah kamu atau aku, melainkan kita;
Indonesia. Dicetuskannya bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia terjadi
pada tanggal 28 Oktober 1928, atau sering kita kenal dengan hari lahirnya
sumpah pemuda. Dimana isi dari sumpah pemuda sendiri yaitu:
1. Kami putra
dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra
dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra
dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Dari ikrar tersebut kita tau bahwa
sedari dulu, para pemuda memang amat menghargai dan menjunjung tinggi Bahasa
Indonesia.
Teman-teman yang saya cintai,
Bahasa Indonesia itu amatlah
berharga. Jika kalian telah membaca mading sekolah kita yang letaknya berada di
dekat TRRC, mungkin kalian telah membaca info-info menarik bahwa ada beberapa
hal yang membuat kita sepatutnya merasa bangga memiliki dan mempelajari Bahasa
Indonesia. Diantaranya yaitu, 1. Menjadi bahasa yang paling banyak digunakan di
dunia, sehingga bahasa Indonesia masuk dalam peringkat 10 besar sedunia; 2.
Terdapat pusat studi Indonesia di Afrika yaitu di Mesir dan juga di Jepang; 3.
Menjadi bahasa pilihan di situs klub sepak bola seperti Juventus, Intermilan,
dan AC Milan; 4. Bahasa yang diprioritaskan di Vietnam, bahkan sejajar dengan
bahasa Inggris, Perancis dan Jepang.
Mengetahui bahwa bahasa Indonesia itu
penting dan harus dijaga, maka di tahun 1980-an yaitu pada era Soeharto, tepat
pada bulan yang sama dengan lahirnya bahasa Indonesia; bulan oktober pun
dijadikan sebagai bulan bahasa.
Teman-teman yang saya cintai,
Adanya bulan bahasa merupakan wujud
nyata rasa cinta pemerintah terhadap Bahasa Indonesia. Karena di era
globalisasi ini, tanpa disadari kita lebih sering menggunakan bahasa-bahasa
serapan asing dan meninggalkan bahasa-bahasa baku Indonesia. Sehingga apabila
pemerintah tidak mengambil langkah dan upaya, mungkin kita tidak dapat
mengenali dengan baik seperti apa bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dalam upayanya menjaga bahasa
Indonesia, pemerintah sendiri melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
(BPPB) menyelenggarakan beberapa kegiatan setiap tahunnya di bulan oktober yang
kegiatannya bertujuan sebagai ajang peningkatan kualitas berbahasa Indonesia,
ajang berkarya dan berprestasi juga demi meningkatkan peran masyarakat luas
dalam menangani masalah bahasa dan sastra. Di antara kegiatan-kegiatan yang
dilangsungkan oleh BPPB yaitu, pencarian Duta Bahasa tingkat Nasional, pemberian
penghargaan adibahasa kepada provinsi yang menunjukan kesungguhan dalam
pengutamaan bahasa Indonesia, penilaian penggunaan bahasa Indonesia di media
massa cetak tingkat Nasional, debat bahasa antar mahasiswa, parade mural cinta
bahasa dimana badan bahasa mengajak berbagai pihak untuk mengisi ruang-ruang
kosong di perkotaan dengan graffiti atau mural yang berisi imbauan berkenaan
bahasa Indonesia, sayembara penulisan proposal penelitian kebahasaan dan
kesastraan, sayembara penulisan cerpen remaja, lomba keterampilan berbahasa
Indonesia bagi peserta BIPA(Bahasa Indonesia bagi Penutur asing) yang tentu
saja tingkatnya internasional, lomba blog kebahasaan dan kesastraan, festival
musikalisasi puisi bagi siswa SMA se-Jabodetabek, dan pada puncak acaranya
dilaksanakan pementasan seni budaya dan karya kreatif mengenai kebahasaan dan
kesusastraan.
Tak hanya dari pihak pemerintah,
rupanya saat ini masyarakat sudah mulai menggiatkan kegiatan-kegiatan mengenai
kebahasaan. Contohnya dalam lembaga pendidikan yang dimulai dari bangku kuliah
sampai sekolahan pun mengadakan hal demikian guna memberikan informasi mengenai
Bahasa Indonesia. Pada tanggal 26 Oktober 2014 pun di sekolah kita, juga turut
serta mengapresiasi bulan bahasa ini tiap tahunnya. Dari kegiatan yang
diselenggarakan oleh ekskul Bengkel Sastra dan Jurnalistik titik hitam,
kegiatan yang dinamai Kompetisi Seni Sastra menunjukan peranan bahwa memang
terbukti ajang apresiasi ini amatlah penting terutama di daerah kita di Subang,
dimana jarang sekali lomba-lomba kebahasaan dan kesastraan diadakan.
Teman-teman yang saya cintai,
Sedikit, saya ingin menyinggung
tentang gadis asal Ambon, yang beberapa hari yang lalu telah menutup usianya.
Ia bernama Giyatri Wailissa. Mungkin diantara kalian sudah tau tentang informasi
ini, tapi disini saya ingin berbagi kembali bagi yang belum mengetahui
sosoknya. Giyatri, diumurnya yang muda yaitu saat 16 tahun, ia telah memiliki
kemampuan berbahasa yang amat menakjubkan. Ia telah mampu menguasai setidaknya
14 bahasa asing yang didalamnya terdapat bahasa Indonesia, juga menguasai 2
bahasa daerah. Dengan kemampuannya ia dapat mengharumkan Indonesia di dunia,
salah satunya ketika ia menjadi duta anak nasional menjadikan dia sebagai duta
Asean untuk Indonesia di bidang anak mewakili Indonesia. Menakjubkan sekali
bukan? Coba diusia 16 tahun kita sudah melakukan hal apa saja terhadap bangsa
atau sederhananya terhadap diri kita sendiri? Ketahuilah bahwa ia bukanlah dari
keluarga yang serba ada. Ia mempelajari berbagai bahasa dengan cara otodidak
baik itu melalui film, buku, dan juga lagu-lagu.
Lalu sudah melakukan apa kita
terhadap bangsa ini? Terutama dalam rangka melestarikan dan menjaga bahasa
Indonesia. Jangan khawatir dan lantas galau jika masih bingung akan melakukan
langkah apa, karena kita bisa melakukan segala sesuatunya dimulai dari hal-hal yang
kecil. Seperti, berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar di tiap
kesempatan, lalu kita bisa mengembangkan dari hobi kita sendiri misalnya dari
hobi kita menggambar, kita bisa membuat poster-poster bertema kebahasaan bukan?
Misal hobi kita menulis, maka mulailah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan EYD dalam penulisan. Dan juga dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia, memperhatikan dan memahami bahwa bahasa Indonesia itu amat penting
bukan saja karena termasuk mata pelajaran yang akan di Ujian kan melainkan
sebagai suatu hal yang merupakan identitas kita sebagai bangsa Indonesia
dimanapun kita berada.
Teman-teman yang saya cintai,
Maka dari itu, mulailah mengenali
bahasa Indonesia walaupun terasa sulit, mulailah mengenali bahasa Indonesia
walaupun akan dicap sok-Nasionalis, mulailah mengenali bahasa Indonesia
walaupun hanya ada kita sendiri. Karena dengan mengenali, berarti kita juga
telah mencoba untuk lebih mencintai Bahasa Indonesia yang juga merupakan
identitas kita sebagai bagian dari Indonesia.
Demikian uraian pidato yang dapat
saya sampaikan. Semoga dapat memberikan manfaat. Serta saya memohon maaf
apabila banyak kata yang kurang berkenan.
Billahi taufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
karya: Syifa Syafira A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar