Rabu, 31 Desember 2014

Alhamdulillah, 2015

Akhirnya.

Mungkin kata itu yang paling sering kita dengar kala membaca akhir suatu cerita. Maka sebetulnya, Akhirnya ialah kata yang akan menjadi pembuka cerita baru lagi bagi kita.
dari google. Lucu sih

Bila ditanya 1 kata yang menggambarkan tahun 2014. Maka kata itu adalah, kekuatan. Jika kalian ingin membaca sebuah kisah remaja yang baru 3 bulan berumur 17 tahun, maka lanjutkanlah. Jika tidak maka loncatilah paragraf-paragraf baku dibawah ini hingga kalian sampai pada kalimat terakhirnya saja.

Tak begitu ku ingat, bagaimana aku mengawali tahun baru. Samar-samar, kurasakan akhir tahun 2013 kala itu Subang di guyur hujan; namun semakin malam semakin mereda. Sama seperti sekarang, dirumah hanya bertiga, dan –lagi- tak kemana-mana. Bukan suatu kewajiban juga untuk merayakan tahun baru bagi keluargaku.

Seperti seorang remaja yang peduli masa depan, aku pun mulai merancang beberapa goals dan yah.. jika ditanya hasilnya, terkadang ‘belum waktunya’ memang menjadi pengobat dari kata ‘kalah’.

·         Belum waktunya juara osk
·         Belum waktunya juara kelas
·         Belum waktunya menerbitkan novel

Memang terkadang akupun selalu banyak alasan, terutama untuk meneruskan draft novel yang terkantung-kantung. Aku tengah bertanya-tanya, apakah aku kurang tekad?

“Sungguh mengagumkan keadaan seorang mukmin, seluruh perkaranya adalah baik; Jika ia diberikan kesenangan ia bersyukur, maka itu baik baginya; dan jika ia ditimpa kesusahan ia sabar, maka itu baik baginya. Dan hal demikian hanyalah bagi mukmin.” (HR Muslim)

Kadang Allah memberi cobaan bisa dengan 2 cara, yaitu kenikmatan dan kesulitan. Awal puasa, aku ingat betul, saat itu Papapku sakit masuk angin juga demam. Lalu entah kemudian ibuku ikut-ikutan sakit. Dan sehari setelahnya, aku yang ikut-ikutan sakit. Muntah beberapa kali, sampai akhirnya aku dilarikan ke rumah sakit. Kemudian yang dikatakan oleh dokter kala itu ialah aku mengalami dehidrasi berat, sampai-sampai ketika dites darah –tes jumlah eritrosit- darahku keluar sedikit sekali, sampai akhirnya tak bisa dicek gegara sudah membeku. Tak hanya aku, ibuku pun dirawat juga seruangan denganku. Tadinya papapku juga ingin di infus tapi dilarang oleh dokter karena tak ada yang menjaga aku dan ibuku. Aku juga sempat khawatir, karena papap masih sakit kala itu, pernah suatu hari ketika papap akan mencari menu berbuka, ia tetiba pusing berat. Ia bercerita bahwa ia merasa hampir pingsan. Subhanallah, kami hanya bisa berdoa dan bertawakal. Sampai akhirnya pada hari ke 4 kami dibolehkan pulang ke rumah. Alhamdulillah.

Sebelum umurku menyentuh 17, rupanya ada orang yang kucintai menutup ceritanya dengan tergesa-gesa. Agustus 2014, kakekku meninggalkan kami dan menyusul nenek yang 4 tahun lebih dulu dipanggil pada bulan yang sama. Kakekku meninggalkan banyak ilmu yang kupetik secara langsung. Memang benar kata orang, jika kamu ingin tahu seberapa bermanfaat orang itu bagi orang lain, maka lihat saja saat pemakamannya. Dan, sungguh betapa bangganya aku mempunyai kakek seperti beliau, sebagai pensiunan ABRI ia amat dikenal dengan semangat juangnya dalam membangun masyarakat, ibadah, dan juga keluarga.

Bahagia memang selalu ada. Selalu. Ketika melihat perekonomian keluarga membaik, diberi umur lagi, diberi kesehatan kembali, bisa terus berkumpul bersama keluarga, sahabat, dan kembali bersekolah. Itu adalah kebahagian-kebahagiaan yang tiada bandingannya. Semoga saja tahun depan aku masih bisa menuliskan cerita tentang mengingat tahun 2015. Semoga banyak kebahagiaan yang nanti kutuliskan disana.

Yang terpenting bagiku, lagi-lagi, semoga kedua orangtuaku dipanjangkan umurnya, kakakku juga dilancarkan kuliahnya, semoga aku bisa jadi maba ITB 2015, semoga sahabat-sahabatku bisa masuk ke PTN yang di harapkannya. Dan semoga makin banyak orang yang menyayangiku. Aaamiin.

The thing is, everything and everyone is a part of history – Alice.” (Truth or Dare, Winna Effendi)

Yap, setiap orang akan selalu menjadi bagian dari sejarah kehidupan. Bagi orang yang dispesialkan dihatinya; salahsatunya, orangtuamu.

Tidak ada komentar: