Kamis, 22 Februari 2024

(Review) Menjadi Perempuan

Kalimat awal dari buku ini mengatakan bahwa perempuan adalah pendamping terbaik laki-laki dan begitupun sebaliknya. Tak ada yang lebih tinggi juga tak ada yang lebih rendah. Ketika baca pun aku selalu teringat bahwa penulis ialah seorang ayah dari salah dua perempuan yang ku kenal hebat dalam bidangnya masing-masingnya. 

Informasi Buku


Penulis : Quraish Shihab

ISBN    : 978-623-7713-24-1 

Tanggal Terbit : April 2018 (versi baru)

Bahasa  : Indonesia

Penerbit  : Lentera Hati

Halaman  : 426

Genre : Nonfiksi (fikih wanita)


Dalam buku ini terdiri dari 22 bab, mulai dari mengenali fitrah laki-laki dan perempuan, sampai perdebatan yang seringkali ditujukan mengenai kesetaraan gender. Perempuan seringkali diibaratkan perhiasan dunia. Standar kecantikan tiap negara berbeda dan menurut penulis, pada masa kini standar kecantikan lebih banyak ditentukan oleh media massa. Kalo di Indonesia gencarnya produk pemutih tentu jadi sinyal bahwa di negeri ini, cantik itu perempuan dengan kulit putih. Media memengaruhi kita sehari-hari baik itu perempuan dan laki-laki. Namun lebih dari kecantikan yang dapat dilihat, perempuan dengan fitrah yang diberikan oleh Allah, jauh lebih indah dari apa yang dapat dipandang. 


Perempuan memiliki hormon cinta dan hormon keibuan, dimana hormon cinta yang dimaksud penulis adalah hormon estrogen dengan tujuan merangsang timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada perempuan; sementara hormon keibuan yang dimaksud penulis ialah hormon progesteron yang memiliki fungsi untuk memperlancar produksi air susu ibu. Dalam hidupnya, sebagai perempuan dapat mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Penulis tahu bahwa hal yang dialami perempuan tersebut terasa menyakitkan dan sungguh pergolakan hatinya (dan juga hormon) memengaruhi kehidupan. Namun keadaan yang menjadi fitrah dari Allah tersebut tidak menjadikan perempuan lemah, meskipun pada kenyataannya dalam keadaan lemah secara fisik, namun perempuan menikmati dan mensyukurinya. Seperti seorang Ibu yang melahirkan dan harus merasakan masa-masa berat dalam menyapih anaknya, tentu meski dalam keadaan lemah dan sakit, seorang Ibu tetap memberikan ASI pada anaknya. Adanya kedua hormon pada perempuan pun kadang bekerja sama dan ada masa juga berseberangan, menimbulkan beberapa keadaan yang membuat perasaannya tak menentu. 


 "Bagi perempuan, cinta adalah harapan, bahkan hidup adalah cinta, sehingga perempuan bersedia berkorban demi cintanya. Dia bersedia meninggalkan ayah dan ibu serta saudara-saudaranya demi mengikuti suami atau kekasih yang dicintainya. Bagi perempuan, pengorbanan demi cinta bukanlah kematian, melainkan kehidupan, karena tanpa cinta perempuan tak dapat hidup."


Mungkin pernah dari kita mendengar kutipan ini dari Erick F. Gray,


"Whatever you give a woman, she will make greater. If you give her sperm, she'll give you a baby. If you give her a house, she'll give you a home. If you give her groceries, she'll give you a meal. If you give her a smile, she'll give you her heart"


 “and.. She multiplies and enlarges what is given to her. So, if you give her any crap, be ready to receive a ton of shit!” 


Bahasan topik cinta dan keluarga pada buku ini lumayan padat. Takenotesku pribadi sebagai perempuan yang belum kawin dan menikah, untuk saat ini ialah memahami bahwa bukan tentang siapa orangnya. Karena dalam Al Qur'an bukan tentang siapa yang menyenangkan bagimu, namun 'pilihlah apa yang menyenangkan bagimu'. Maksudnya adalah kepada sifat-sifat yang dimiliki. Kemudian dari bahasan perkawinan kemudian pembahasan kawin yang macam-macam namanya, juga keadaan ketika seseorang sudah tidak harmonis lagi; yang mana semua bahasannya nambah iman. Jadi tambah yakin aja bahwa memang segala sesuatu itu telah ada panduannya. Kalau kamu pengen mengetahui perihal keluarga (kawin, talak dsb) mungkin harus baca sendiri. Bisa dibaca buat perempuan maupun laki-laki, baik yang sudah menikah maupun belum. Terlebih pada bab Bias Cendekiawan kontemporer, disini membahas beberapa persoalan diantaranya;

  1. Bagian anak lelaki dalam warisan dua kali bagian anak perempuan
  2. Kesaksian perempuan setengah dari kesaksian lelaki.
  3. Keharusan adanya wali bagi perempuan dalam pernikahan
  4. Kewajiban iddah bagi perempuan
  5. Izin memukul istri
  6. Hak perceraian berada di tangan suami
  7. Kewajiban nafkah hanya atas suami

Selain menjelaskan perihal hati perempuan. Penulis juga menyoroti harkat dan kemandirian perempuan. Sebetulnya tidak hanya sebagai perempuan, kita sebagai seorang individu pun harus mengenali diri kita agar Allah merahmati kita. Dalam artian, kita paham mengenai hak dan kewajiban kita. Tentunya menurutku pribadi ini juga mengenai peran apa saja yang tengah kita tempuh di muka bumi. Dalam beberapa bab selanjutnya pun dibahas mengenai perempuan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan, mulai dari perannya di bidang pendidikan, kesehatan, politik, olahraga dan hiburan. 

Perempuan tidak harus lagi di kekang dalam rumah. Jika ia bisa memberikan manfaat lebih banyak pada masyarakat, kenapa tidak? Namun memang bagi perempuan yang sudah berkeluarga, ketika peran dalam hidupnya bertambah satu yaitu menjadi seorang ibu. Maka satu tugas utama yang dimiliki oleh perempuan adalah mendidik adank-anaknya. Jika dengan belajar akan menunjang perempuan dalam mendidik anak-anaknya, kenapa tidak diberikan kesempatan? 

"Perempuan adalah sekolah yang bila dipersiapkan dengan baik, mereka akan melahirkan generasi yang cerdas." 

Meskipun demikian, penulis mengatakan bahwa mendidik tidak hanya peran seorang istri/ibu. Jika seorang ibu memberi pelajaran, maka ayah harus memberi contoh. Ayah yang juga kuat dan dapat di andalkan oleh anaknya tentu menjadikan anak tersebut lebih mandiri, cerdas akal dan emosional. 

Menyelesaikan buku ini semakin meyakini bahwa agama Islam memang telah mengatur sedemikian rupa dengan sempurna. Adapun aku sangat menghormati penulis karena proses pembuatan buku ini tentunya berdasarkan sumber-sumber Al-Qur'an, hadist dan segala tafsir yang harus diramu agar bukan saja mencari validasi namun memang merunutkan sumber-sumber tersebut. 

Kemudian buku ini di tutup manis dengan beberapa kalimat dan juga do'a.

"Sudah saatnya perempuan, dengan cinta yang sangat besar potensinya dalam diri mereka, untuk meluruskan kembali makna cinta dan makna hidup, sehingga tidak ada lagi eksploitasi dalam bentuk apa pun, dan tidak ada juga halangan apa pun bagi mereka untuk tampil secara terhormat membangun masyarakat, bahkan umat manusia"




Tidak ada komentar: