Minggu, 09 September 2012

Majas terlengkap dengan contoh

capee.. Tapi ini tugas juga sih, yaudah sekalian share ya
:
  1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
            Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
2.   Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
            Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
3.   Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
            Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
4.   Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
            Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
  1. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Contoh: Tokoh dalam kartun Tom and Jerry.
  1. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
Contoh: Betapa sedap memandang gadis cantik yang selesai berdandan.
Suaranya terang sekali.
Rupanya manis.
Namanya harum.
  1. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
Contoh: • Si Gemuk
• Si Lincah
• Si Pintar
  1. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Contoh: Karena sehari-hari ia bekerja sebagai kusir gerobak, ia dipanggil Karto Grobak.
  1. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
1. Rokok diganti Djarum atau Gudang Garam.
2. Mobil diganti dengan Kijang.
Terapan dalam kalimat :
1. Ayah membeli sebatang Djarum Coklat.
2. Kakak pergi naik Kijang hijau.
Penjelasan :
1. Kata Djarum Coklat pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah jarum berwarna coklat), melainkan sebuah merek dari sebuah rokok/kretek.
2. Kata Kijang hijau pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor kijang yang bewarna hijau), melainkan sebuah merek mobil Toyota
  1. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
Contoh:
Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat otok kian terkesima.
  1. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
            Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
  1. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit.
            Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar tel
  1. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
            Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
  1. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
Contoh: dikau langit, daku bumi.
  1. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
            Contoh: Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
  1. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
            Contoh: Indonesia bertanding volly melawan Thailand.
  1. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
            Contoh:Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
                  Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung             inverse.
Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
  1. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
Contoh: tidak memakai kata tuna wisma, tuna netra, tuna rungu dan tuna aksara, tapi memakai kata gelandangan, buta, tuli dan buta huruf
  1. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
            Contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
  1. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
Contoh: Bhagawat gita, Mahabrata, Bayan Budiman
  1. Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
Contoh: -jangan terlalu matrealistis
menjadi: jangan terlalu mempertaruhkan harta benda
  1. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
            Contoh: Kita bermain ke rumah Ina.
  1. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
Contoh: -ia adalah seorang lintah darat
(lintah darat: pemeras, pemakan riba)
  1. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
            Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

Majas sindiran
  1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
            Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
  1. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
Contoh:
-otakmu memang otak udang!
  1. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
            Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
  1. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.

  1. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Contoh: karena ia menyisihkan selembar dua lembar kertas kantor, ia kini telah membuka toko alat-alat tulis.
Majas penegasan
  1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan uang ratusan juta rupiah milik negara.
  1. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
            Contoh: Saya naik tangga ke atas.
  1. Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku

  1. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
Misalnya, mondar –mandir, lekak-lekuk.
  1. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh : Inikah Indahnya Impian ?
  1. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu.
a.anafora, jika kata atau frase yang diulang di awal kalimat
contoh:
kalau'lah diam malam yang kelam
kalau'lah tenang sawang yang lapang

b.epifora, jika kata atau frase yang diulang di akhir kalimat
kalau kau mau, aku akan datanag
kalau kau kehendaki, aku akan datang
  1. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya
  1. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
  2. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.

  1. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
Contoh:
-dari anak-anak, remaja hingga dewasa suka film komedi
  1. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
Contoh:
-jangankan seribu seratus pun aku tak punya
  1. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
  1. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
contoh: Mana mungkin orang mati hidup kembali?
  1. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
  1. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
Contoh:
-dia yang bilang, eh dia yang melaporkan
  1. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
Contoh:
-dia tak tau, tapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah
  1. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
Contoh:
-kemeja, sepatu, kaos kaki semua dibeli di toko itu
  1. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
Contoh:
-aku orang yang sudah 10 tahun bekerja disini, belumpernah naik pangkat sama sekali
  1. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
Contoh:
-waw, indah sekali!
  1. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
Contoh:
-angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi
  1. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
Contoh:
-tidak usah kau sebut namanya, sudah aku tau siapa penyebab kegaduhan ini
  1. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.

  1. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.

  1. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  2. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

Majas pertentangan
  1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Contoh:
-hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai
  1. Oksimoron:. Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
  1. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
Contoh : Air susu dibalas air tuba
  1. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh : Yang  belum melunasi uang sekolah tidak boleh mengikuti ulangan ummum, kecuali Bisma.
  1. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
                Contoh : Moncong-moncong meriam diarahkan pada pasukan Diponegoro kepada pasukan Belanda yang mendkat (Pasukan Diponegoro waktu itu masih menggunakan peralatan perang yang sederhana, misalnya kedewan, tombak, dan sebagainya).

Tidak ada komentar: