capee.. Tapi ini tugas juga sih, yaudah sekalian share ya
:
:
- Alegori:
Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan
hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan
yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
Contoh:
Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
3. Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan
dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama",
"ibarat","bak", bagai".
Contoh: Kau umpama air aku bagai
minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
4. Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda
lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
- Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang
berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Contoh: Tokoh dalam
kartun Tom and Jerry.
- Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu
indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
Contoh: Betapa sedap
memandang gadis cantik yang selesai berdandan.
Suaranya terang sekali.
Rupanya manis.
Namanya harum.
Suaranya terang sekali.
Rupanya manis.
Namanya harum.
- Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri
lain sebagai nama jenis.
Contoh: • Si Gemuk
• Si Lincah
• Si Pintar
• Si Lincah
• Si Pintar
- Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan
orang.
Contoh: Karena sehari-hari
ia bekerja sebagai kusir gerobak, ia dipanggil Karto Grobak.
- Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain
yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
1. Rokok diganti Djarum atau Gudang Garam.
2. Mobil diganti dengan Kijang.
Terapan dalam kalimat :
1. Ayah membeli sebatang Djarum Coklat.
2. Kakak pergi naik Kijang hijau.
Penjelasan :
1. Kata Djarum Coklat pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah jarum berwarna coklat), melainkan sebuah merek dari sebuah rokok/kretek.
2. Kata Kijang hijau pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor kijang yang bewarna hijau), melainkan sebuah merek mobil Toyota
2. Mobil diganti dengan Kijang.
Terapan dalam kalimat :
1. Ayah membeli sebatang Djarum Coklat.
2. Kakak pergi naik Kijang hijau.
Penjelasan :
1. Kata Djarum Coklat pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah jarum berwarna coklat), melainkan sebuah merek dari sebuah rokok/kretek.
2. Kata Kijang hijau pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor kijang yang bewarna hijau), melainkan sebuah merek mobil Toyota
- Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk
menunjukkan hubungan karib.
Contoh:
Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat otok kian terkesima.
Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat otok kian terkesima.
- Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan
tujuan merendahkan diri.
Contoh:
Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
- Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga
kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit.
Contoh:
Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar tel
- Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang
diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
- Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati
atau tidak bernyawa.
Contoh: dikau langit, daku bumi.
- Pars pro
toto: Pengungkapan sebagian dari
objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Sejak
kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
- Totum pro
parte: Pengungkapan keseluruhan
objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh: Indonesia
bertanding volly melawan Thailand.
- Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau
dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh:Dimana
saya bisa menemukan kamar kecilnya?
Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan
sekaligus mengandung inverse.
Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin
merasa kaya
- Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang
pantas sebagaimana adanya.
Contoh: tidak memakai kata tuna wisma, tuna netra,
tuna rungu dan tuna aksara, tapi memakai kata gelandangan, buta, tuli dan buta
huruf
- Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang
dapat berpikir dan bertutur kata.
Contoh:Perilakunya
seperti ular yang menggeliat.
- Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau
disamarkan dalam cerita.
Contoh: Bhagawat gita,
Mahabrata, Bayan Budiman
- Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang
lebih pendek.
Contoh: -jangan terlalu
matrealistis
menjadi: jangan terlalu mempertaruhkan harta benda
menjadi: jangan terlalu mempertaruhkan harta benda
- Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
Contoh: Kita
bermain ke rumah Ina.
- Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau
lambang untuk menyatakan maksud.
Contoh: -ia adalah seorang lintah darat
(lintah darat: pemeras, pemakan riba)
(lintah darat: pemeras, pemakan riba)
- Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun
dinyatakan sama.
Contoh:
Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
Majas sindiran
- Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya
dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh:
Suaramu merdu seperti kaset kusut.
- Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
Contoh:
-otakmu memang otak udang!
-otakmu memang otak udang!
- Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide
bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh:
Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
- Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau
parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
- Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta
sesungguhnya.
Contoh: karena
ia menyisihkan selembar dua lembar kertas kantor, ia kini telah membuka
toko alat-alat tulis.
Majas penegasan
- Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang
ditegaskan.
Contoh : Saya tidak
mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan uang
ratusan juta rupiah milik negara.
- Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah
jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
Saya naik tangga ke atas.
- Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam
suatu kalimat.
Contoh : Selamat
tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
- Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau
bagian kata yang berlainan.
Misalnya, mondar
–mandir, lekak-lekuk.
- Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh : Inikah
Indahnya Impian ?
- Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa
yang sejajar.
Contoh : Hati ini
biru Hati ini lagu Hati ini debu.
a.anafora, jika kata atau frase yang diulang di
awal kalimat
contoh:
kalau'lah diam malam yang kelam
kalau'lah tenang sawang yang lapang
b.epifora, jika kata atau frase yang diulang di akhir kalimat
kalau kau mau, aku akan datanag
kalau kau kehendaki, aku akan datang
contoh:
kalau'lah diam malam yang kelam
kalau'lah tenang sawang yang lapang
b.epifora, jika kata atau frase yang diulang di akhir kalimat
kalau kau mau, aku akan datanag
kalau kau kehendaki, aku akan datang
- Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
Contoh : Saya
khawatir dan was – was dengannya
- Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek
tertentu.
- Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan
makna yang berlainan.
- Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari
yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih
penting.
Contoh:
-dari anak-anak, remaja hingga dewasa suka film komedi
-dari anak-anak, remaja hingga dewasa suka film komedi
- Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari
yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang
penting.
Contoh:
-jangankan seribu seratus pun aku tak punya
-jangankan seribu seratus pun aku tak punya
- Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu
kalimat sebelum subjeknya.
Contoh : Aku dan
dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
- Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung
di dalam pertanyaan tersebut.
contoh: Mana mungkin orang mati hidup kembali?
- Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang
dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
Contoh : Kami ke
rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
- Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap
keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
Contoh:
-dia yang bilang, eh dia yang melaporkan
-dia yang bilang, eh dia yang melaporkan
- Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan
dengan kata penghubung.
Contoh:
-dia tak tau, tapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah
-dia tak tau, tapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah
- Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata
penghubung.
Contoh:
-kemeja, sepatu, kaos kaki semua dibeli di toko itu
-kemeja, sepatu, kaos kaki semua dibeli di toko itu
- Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di
antara unsur-unsur kalimat.
Contoh:
-aku orang yang sudah 10 tahun bekerja disini, belumpernah naik pangkat sama sekali
-aku orang yang sudah 10 tahun bekerja disini, belumpernah naik pangkat sama sekali
- Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
Contoh:
-waw, indah sekali!
-waw, indah sekali!
- Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi
bagian suatu keseluruhan.
Contoh:
-angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi
-angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi
- Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud
yang sebenarnya.
Contoh:
-tidak usah kau sebut namanya, sudah aku tau siapa penyebab kegaduhan ini
-tidak usah kau sebut namanya, sudah aku tau siapa penyebab kegaduhan ini
- Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
- Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain
yang berdampingan dalam kalimat.
- Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu
makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
- Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak
gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat
yang rancu.
Majas pertentangan
- Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang
seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Contoh:
-hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai
-hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai
- Oksimoron:. Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : Cinta
membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
- Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang
berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
Contoh : Air susu
dibalas air tuba
- Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah
disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh :
Yang belum melunasi uang sekolah tidak boleh mengikuti ulangan ummum, kecuali
Bisma.
- Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan
antara peristiwa dengan waktunya.
Contoh : Moncong-moncong meriam diarahkan pada pasukan Diponegoro kepada
pasukan Belanda yang mendkat (Pasukan Diponegoro waktu itu masih menggunakan
peralatan perang yang sederhana, misalnya kedewan, tombak, dan sebagainya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar