Sabtu, 17 September 2016

Aku Yang Sebenarnya

Beberapa orang yang dapat kusimpulkan sendiri semenjak SMP hingga sekarang kuliah memiliki pandangan-pandangan berbeda tentangku. Sejak SD sampai dengan SMA, aku berkumpul dengan mereka yang disebut baik, rajin dsb. Sekarang, saat kuliah, bisa dikatakan bahwa aku berteman dengan orang yang kusebut baik. Dulu sejak SD sampai dengan SMA, karena ada sistem ranking, orang mudah mengklasifikasikan orang lainnya. Saat itu aku termasuk yang dalam klasifikasi anak pandai yang sering meraih posisi 3 besar atau mentok-mentok 10 besar. Namun ketika kuliah, dengan sistem demikian aku merasa bersyukur bahwa mereka takkan tau aku. Yah, mereka bisa mencoba mengetahuiku lewat teman-temanku. Dan sering kumerasa, lagi-lagi hobiku yang menduga-duga ini berkata bahwa Syifa yang pernah keren dalam presentasi, dalam proses belajar, dalam capaian-capaian itu kini layu. Aku sendiri tak ingin lagi, membandingkan diri yang lalu dengan sekarang. Aku hanya ingin berusaha memenuhi impian. Soal urusan berteman, aku selalu percaya bahwa orang-orang yang Allah dekatkan pada kita, mereka itu memiliki hal-hal yang bisa mengajarkan kita, dan kita sendiri dengan ilmu yang telah kita miliki akan berpikir bahwa kita mungkin saja ditakdirkan untuk merubah diri dan mereka juga ke arah yang baik bersama-sama. Perjuangan dalam merubah sifat memang susah. Seperti Sholat saja, memang jika tidak ada rasa takut pada Allah ya.. orang tersebut akan tidak merasa dosa. Bahkan aku selalu bertanya, mengapa mereka masih saja mengeluh perihal hidup yang begitu susah ketika mereka tidak dekat kepada pemilik hidupnya. Bahkan ketika diuji dengan kekurangan, mereka tidak kembali? kenapa pada saat nikmat justu lupa. Astagfirullah adzim. Ini pun menjadi pengingat pribadi. Aku sudah semakin tua, usia 19 tahun. Diriku sendiri seringkali berpikir, apa yang telah kulakukan selama 19 tahun ini sehingga aku, ilmuku, masih amat sedikit. Seringkali aku lupa bahwa tujuan akhir ini adalah akhirat. Dunia-dunia-dunia, hal indah tapi tak menjamin. Aku sendiri saat ini memang belum istiqomah, masih banyak hal buruk dalam diri. Semoga saja Allah mau, dan tidak menyerah pada usahaku. Aku saat ini, lebih baik mengindahkan diri dihadapan Allah. Mencari kehormatan disisi manusia itu memang hina. Ku harap bahwa kehadiranku pada ceritanya orang lain adalah menjadi tokoh penggerak kebaikan, aku tak mau jadi tokoh antagonisnya. Meskipun kadang aku suka berbuat demikian. Hehe. Yah sudahlah.

Bdg, 17916

Tidak ada komentar: