Rabu, 21 September 2016

Melupakanmu Sekali Lagi

Ini berat. Saat aku harus mulai terbiasa pada kita yang sebelumnya. Pada kita sebelum beberapa tahun ini. Pada aku yang tahu kamu secuil saja dan kamu tak pernah dengarkan atau membaca ceritaku. Aku ingin melupakanmu sekali lagi, seperti saat tahun lalu. Saat fokusku hanya tentang aku. Meski aku mengkhawatirkanmu (selalu) setelah itu. Maka biarkan namamu hanya menjadi lelucon sesaat ketika aku jengah. Ijinkan aku melupakanmu.
Aku selalu bertanya-tanya sesibuk apakah kamu? bahagia kah kamu saat ini? Banyak pertanyaan yang pada akhirnya kugantungkan pada langit-langit mata. Pikirku biar jatuh saja dalam mimpi disaat ku terlelap nanti. Namun disaat ku terbangun, tanya itu tak hilang. Tak pernah hilang.

Dari segala perasaan yang masih ada. Bisakah aku melupakanmu, lagi?

=====================================

Tapi terkadang, aku merasa sangat hina. Diri ini terus menerus memikirkan perasaan pribadi. Jelas, kurasa hatiku tengah sakit. Seperti yang sering Allah lakukan. Allah selalu membimbingku, menasehatiku melewati apa saja terutama media sosial yang secara tak sengaja (menurutku) terlihat di layar smartphone. Bukankah dengan caranya, justru membuatku lebih baik? Kemanakah akal sehatku dan kupikir aku terlalu mengikuti ego sehingga egoku sendiri yang menyakitiku. Memang, ini bukan salahmu. Salahku, dengan hobiku yang suka mengada-ngada alias sok tahu. Aku sok tahu tentang perasaanmu. Sok tahu dengan rencana dan kuasa dari-Nya. Siapa aku, sampai-sampai berani meminta ini itu tentang kamu? siapa aku, hingga aku begitu mengkhawatirkan bagaimana kamu saat ini? Bukankah hidupku ini amat luas dibanding dengan ku memilih kamu saja. Namun, kenapa otak ini terus terpusat pada hati yang menyudutkanku pada kamu? Sudah, sudah. Karena tanyaku itu takkan terjawab. Jadi jangan mencoba untuk bertanya lagi, Syifa.
Biarkanlah dia sekarang bebas, bersama mimpinya. Iya, betul. Mimpi dia.

Semoga, semoganya kamu saja.
Ya memang selalu begitu, kan?

Tidak ada komentar: