Kamis, 22 September 2016

Sewaktu Menjadi MABA (Mahasiswa Baru)

Mimpiku dalam Buku Ta'aruf

Dreams; the reason we're here and
we called it, destiny?

Setelah memulai perkuliahan, berbagai acara yang diselenggarakan dari himpunan memang getol-getolnya menggembor anak-anak baru di setiap jurusan. Salah satunya di departemenku. Di depdikmat ini cepet banget melakukan proses kaderisasinya. Dimulai dari pengenalan/logic (log in to mathematics), lalu ada proses mabim (masa bimbingan), lemma dan terakhir lamda.

Nah, logic ini diadakan awal banget, yaitu dari mulai kita daftar ulang di UPI. Nanti kita setelah daftar ulang akan disambut oleh kakak-kakak gemes yang akan nganterin kita ke tempat pendataan mahasiswa baru. Disana kita ngisi data pribadi, wawancara, di tes ngaji, dan di foto! Setelah itu kalian bakalan ketemu kakak-kakak gemes itu sewaktu hari ke 3 acara moka-ku, saat kalian melakukan masa pengenalan fakultas. Dan yah, sewaktu itu dengan hati yang masih segan buat kuliah disana.. pada akhirnya merasakan kagum dan bersyukur, bahwa setidaknya aku memiliki gedung kece (read: JICA), terkece di UPI. HAHA. 

Setelah melakukan perkuliahan nanti kalian akan ketemu sama Lemma dan Mabim. Betul banget, jadi acara ini emang timeline nya barengan gitu. Sehingga, jadwal kalian akan lumayan padat dan susah buat balik kampung. Lemma ini biasanya diadain 4x sabtu, dan mabim ini 8 kali. Yah, kalau tidak salah berarti benar. Namun untuk tahun ini, lemma diadakan selama 2 minggu saja, dan mengambil waktu sabtu-minggu. Dalam proses Lemma menuju Lamda ini........ lumayan lelah. Sebelumnya kita disuruh bikin buku ta'aruf, dimana isinya itu mulai dari profil, mimpi dan target, lambang himatika, mars himatika, kepengurusan BEM, dan kolom ta'aruf  mahasiswa baru pun kakak tingkat. Oh my... dan ketika aku pikir ini untuk asal buat aja. Ternyata aku gagal berapa kali. Seriusan deh, dulu aku pikir sang kakak-kakak tingkat ini atau tepatnya monev nya, gak akan setegas itu dan gak akan bener-bener meriksa. Jadi memang ketika membuat buku ta'aruf ini ada persyaratannya, untuk ukurannya lah dan lainnya sehingga jika melenceng bakalan kena coret. Lihat aja foto diatas, karena aku males buat bikin judul lambangnya lagi yaudah deh marginnya kek gitu hahahah, Anyway, yang paling seru ketika Lamda. Ya, biasa aja sih sebenernya. Disana kita nginep gitu kan, sebagai acara puncak proses kaderisasi. Waktu itu acaranya lumayan dan para monev makin kejam. Kalian tau gak sih, waktu itu kan bawa carrier terus ditumpuk disuatu tempat lalu dalam hitungan beberapa detik aja kita disuruh buat ngambil carrier punya kita sendiri. HUAAA, itu yang namanya panik dan panik makin menjadi panik aja. Memang sih gak semua mahasiswa disuruh ngambil, kita kan dikasih kelompok-kelompok gitu jadi ya, semisal 3 kelompok silahkan ambil carriernya. Begitu. Dan disana gabisa tidur dan memang sudah ada rumor bahwa akan ada semacam acara malam-malamnya. Aku yang gabisa tidur pun hanya bisa merem-merem dan bener aja ada sirine dan suara teriak "BANGUN! BANGUN!", untungnya kita udah pada pake baju yang sesuai, karena waktu itu kita disuruh buat lepas sepatu dll. Tipsnya disini adalah jangan lepas sepatu! Serius. Sampe-sampe depan muka akupun sepatunya temen.
Pas dini hari kita dibentak-bentak. Masalahnya adalah... kalian mau meluluskan temen kalian yang emang gak lulus? dan kita disuruh speak up udah gitu kakak-kakak tingkat lain yang bukan monev ada yang bela-belain kita gitu. Ketika suasananya mencekam, aku dengan mata yang berat hanya bisa sesekali menatap bintang. Kemudian diteriakin,"FOKUS, DEK!", "BUKA MATANYA!" Ya, mereka (read: monev) berada di sekitar kita. Menjaga kita agar tetap tersadar. Pokoknya setelah marah-marahan itu, kita seneng-seneng. Malah nyalain api unggun dan tampil per kelas.

By the way, gak kerasa udah setahun. :)



Tidak ada komentar: